Powered By Blogger

Rabu, 31 Oktober 2018

Ibu Petani

Ibu Petani


Umur senja, badan renta, kaki lelah, tidak jadi alasan bagi Ibu untuk berhenti dalam mewujudkan Kedaulatan Pangan. Semangat Ibu terus membara sehingga membuat kami yang Muda ini jadi Malu, karena sudah tidak mau lagi bergelut dengan lumpur seperti yang Ibu lakukan. Pagi menjelangpun Ibu sudah bangun untuk menyiapkan semua kebutuhan untuk seharian, terutama untuk pangan keluarga.

Pagipun berlalu dan Ibu sudah berada di Sawah sedang berlimang Lumpur yang selalu menjadi keseharian ibu. Padi menjadi tanaman utama, dengan penuh harapan lelah hari ini menjadi harapn untuk hari berikutnya, untuk Ibu, keluarga serta semua orang. Senja menjelang Ibu bergegas menuju rumah karena teringat keluarga yang membutuhkan makan dari masakan tangan Ibu yang sudah lelah seharian di sawah.

Kami yang muda, masih kuat badannya, masih sehat kakinya dan umurpun masih pagi untuk berbuat yang lebih, sering terlupa dengan kegiatan Ibu sehari-hari dan juga lupa dengan yang kami makan setiap hari. Orang lain pun juga jarang peduli dengan aktivitas yang ibu lakukan, meskipun setiap hari kehidupan mereka bisa berlanjut karena tangan ibu melalui sawah yang menjadi padi dan beras untu mereka santap setiap hari.

Ibu, kami yang muda ini sering melupakanmu dan seharusnya kami malu karena tidak mau peduli pada Ibu.

Salam Untuk Seluruh Ibu Petani....

Selasa, 30 Oktober 2018

Petani Muda Milenial

Aku Petani Muda


Hari ini banyak orang yang mengatakan adalah hari atau zamannya Milenial, yang merupakan menjadi dinamika sosial di zaman sekarang, terutama bagi kaum muda. Banyak yang mengartikan dengan pemahaman yang berbeda, ada yang menjadi positif dan tidak lepas juga menjadi negatif. Namun bagi saya sebagai Petani, anak dari Petani, cucunya Petani, beranggapan bahwa pada zaman milenial ini harus menghilangkan rasa takut dan malunya ketika bergelut dengan lumpur. Saya menilai zaman apapun namanya sekarang baik itu X atu Y maupun Z, yang pada intinya setiap orang harus mampu bersaing di dalam kondisi apapun, termasuk juga sebagai Petani Muda.

Sebagai Petani Muda, saya mempunyai tanggung jawab akan keberlanjutan kehidupan saya dan keluarga, terutama sekali di bagian pangan, kalau bukan kita siapa lagi yang akan menjamin pangan kita. Apa lagi dengan lahan yang sudah mulai sempit dan pertumbuhan penduduk semakin pesat serta globalisasi yang selalu menjadi ancaman yang nyata, yang berkemungkinan akan mengakibatkan susah dan mahalnya bahan pangan. Saya sebagai manusia yang harus melanjutkan kehidupan yang lebih baik ke depannya, meskipun tantangan semakin berat, maka harus mengambil tindakan yang juga nyata dan rasional untuk memenuhi kebutuhan pangan sehingga menuju Kedaulatan Pangan.

Menanam Padi merupakan sebagai tahapan awal saya sebagai Petani Muda dalam memulai langkah untuk mewujudkan pangan yang berdaulat. Zaman milenialpun bukan jadi pembatas atau penghalang untuk aktif dan barkarya di pertanian meskipun lumpur dan debu jadi teman utama. Semoga milenial ini adalah anugrah bagi kita untuk melangkah yang lebih rasional.

Salam Pemuda Tani...